Jakarta - Pendidikan membaca tulis dan berhitung tidak
dianjurkan untuk diajarkan pada anak usia dini (PAUD). Pendidikan
karakter lebih disarankan.
"PAUD tidak perlu calistung, sudah berkali-kali saya ingatkan," kata Deputi IV Bidang Pendidikan dan Agama Menko Kesra, Prof Dr R Agus Sartono MBA.
Hal itu disampaikan Agus saat jumpa pers tentang kurikulum pendidikan nasional dan Ujian Nasional di lantai 5 Gedung Kemenko Kesra, Jalan Medan Merdeka Barat, Selasa (11/3/2014).
Sementara Asisten Deputi Urusan Pendidikan Dasar, PAUD dan Pendidikan Masyarakat Kemenko Kesra, Dra. Femmy Eka Kartika Putri M.Si mengatakan pihaknya mengimbau pendidikan karakter pada anak usia dini. Pendidikan karakter di PAUD, Femmy mencontohkan, sudah diterapkan di Malaysia. Pendidikan karakter ini dinilai akan memutus angka putus sekolah di jenjang berikutnya.
"Jadi kita ubah namanya jadi pendidikan pembangunan karakter bangsa. Ini sudah dibawa ke DPR dan disetujui. Anak-anak yang ikut PAUD dan TK akan lebih betah di SD, akan memutuskan angka putus sekolah," tuturnya.
Sedangkan Agus menambahkan bahwa untuk pendidikan ini, orang tua harus dilibatkan aktif, terutama bagi sang ibu.
"Saya setuju orangtua harus dilibatkan aktif dalam kurikulum pendidikan. Tapi, kalau mau maju pendidikan bagi pentingnya pendidikan perempuan. Karena perempuan yang pintar itu bisa membangun pribadi anak-anaknya. Sebagian besar yang ambil rapot kan ibu-ibu," kata dia.
"PAUD tidak perlu calistung, sudah berkali-kali saya ingatkan," kata Deputi IV Bidang Pendidikan dan Agama Menko Kesra, Prof Dr R Agus Sartono MBA.
Hal itu disampaikan Agus saat jumpa pers tentang kurikulum pendidikan nasional dan Ujian Nasional di lantai 5 Gedung Kemenko Kesra, Jalan Medan Merdeka Barat, Selasa (11/3/2014).
Sementara Asisten Deputi Urusan Pendidikan Dasar, PAUD dan Pendidikan Masyarakat Kemenko Kesra, Dra. Femmy Eka Kartika Putri M.Si mengatakan pihaknya mengimbau pendidikan karakter pada anak usia dini. Pendidikan karakter di PAUD, Femmy mencontohkan, sudah diterapkan di Malaysia. Pendidikan karakter ini dinilai akan memutus angka putus sekolah di jenjang berikutnya.
"Jadi kita ubah namanya jadi pendidikan pembangunan karakter bangsa. Ini sudah dibawa ke DPR dan disetujui. Anak-anak yang ikut PAUD dan TK akan lebih betah di SD, akan memutuskan angka putus sekolah," tuturnya.
Sedangkan Agus menambahkan bahwa untuk pendidikan ini, orang tua harus dilibatkan aktif, terutama bagi sang ibu.
"Saya setuju orangtua harus dilibatkan aktif dalam kurikulum pendidikan. Tapi, kalau mau maju pendidikan bagi pentingnya pendidikan perempuan. Karena perempuan yang pintar itu bisa membangun pribadi anak-anaknya. Sebagian besar yang ambil rapot kan ibu-ibu," kata dia.
Sumber : detiknews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar